Dalam sebuah pengajian bersama Abah KH. Marzuqi Mustamar, Halalbihalal alumni Gasek 2024, dibahas beberapa isu penting terkait praktik ibadah dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU memiliki pemahaman dan panduan yang perlu dipelajari dengan seksama oleh umat Muslim.
1. Batalnya Wudu karena Bersentuhan Kulit dengan Pasangan
Salah satu poin yang dibahas adalah hukum batalnya wudu jika seseorang bersentuhan kulit dengan pasangannya (istri/suami). Dalam perspektif NU, kontak fisik antara suami-istri dapat membatalkan wudu atau kondisi suci seseorang. Pemahaman ini perlu diperhatikan dalam praktik ibadah sehari-hari.
2. Tata Cara Berwudu yang Tepat
Terkait dengan tata cara berwudu, Abah KH. Marzuqi Mustamar menekankan dua hal penting:
a. Mengusap rambut harus dilakukan sebanyak 3 kali, bukan hanya 1 kali.
b. Saat mengusap telinga, harus diambil air lagi, tidak cukup terus dari basuhan rambut.
Pemahaman yang benar mengenai praktik berwudu ini penting untuk dilaksanakan agar ibadah kita sesuai dengan tuntunan NU.
3. Waspada terhadap 3 “Perusak Agama”
Dalam pengajian tersebut, Abah KH. Marzuqi Mustamar mengingatkan tentang tiga tipe orang yang dapat menjadi “perusak agama”, yaitu:
a. Orang yang pintar (secara intelektual) namun hatinya rusak (fajir).
b. Pemimpin umat Islam yang bersikap dzalim.
c. Orang yang rajin beribadah namun bodoh (tidak paham agama).
Diingatkan pula untuk menjauhi sikap korupsi dan berlebihan dalam segala hal.
4. Klarifikasi terkait Bacaan Surah Al-Fatihah
Berkaitan dengan bacaan Surah Al-Fatihah, Abah KH. Marzuqi Mustamar memberikan beberapa klarifikasi:
a. Berdasarkan Hadits Bukhari 5046, membaca Al-Fatihah dimulai dengan bacaan basmalah.
b. Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, bukan hanya “Alhamdulillah” saja.
c. Nabi menyebut Al-Fatihah dengan sebutan “Surat Al-Hamdulillah”, bukan hanya “Alhamdulillah”.
Pemahaman yang tepat mengenai bacaan Al-Fatihah ini menjadi penting dalam praktik shalat dan ibadah lainnya.
5. Memegang Teguh Hadits dalam Tradisi NU
Salah satu prinsip penting dalam NU adalah memegang teguh hadits Nabi. Abah KH. Marzuqi Mustamar menegaskan bahwa NU tidak membolehkan membuang atau mengabaikan hadits, karena hadits merupakan sumber ajaran yang penting.
Dalam mendalami ajaran agama, Abah KH. Marzuqi Mustamar juga menekankan pentingnya melihat dari berbagai sisi (sunggi) dan memilih sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hal ini untuk memastikan pemahaman yang sesuai dengan tradisi NU.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai beberapa isu penting terkait praktik ibadah dalam tradisi Nahdlatul Ulama, sebagaimana disampaikan dalam pengajian bersama Abah KH. Marzuqi Mustamar, alumni Gasek 2024.